Disclaimer : Gue bukan pendukung Pemerintah Jakarta. KTP gue masih KTP Semarang :)
Kawasan elit di Kemang |
|
Sebagai warga pendatang, jujur gue bingung, sih. Bukannya gue seneng Jakarta banjir. Sama sekali enggak. Gue justru prihatin. Lo tahu kenapa? Karena gue pun merasakan banjirnya. Pulang ke kosan harus becek-becekan, basah-basahan dan cucian gue di kosan akhirnya numpuk. Mau nggak mau laundry karena kalau gue jemur bakalan tempias dan keringnya lama bahkan mungkin akan bau asem karena keringnya nggak maksimal. Maapin curhat.
Masalah banjir, menurut gue bukan masalah satu orang, sih. Banjir itu, masalah kita bersama. Masalah yang nggak bisa dianggap 'sepele' dan diselesaikan hanya dalam satu kedipan mata saja. Aih, andai kita hidup di zaman Jin dan Jun sih mungkin saja. Tapi kan kita hidup di zaman yang ngigau aja tuh nggak cukup. Nyalah-nyalahin orang pun juga nggak akan merubah keadaan.
Kalau gue boleh beropini, banjir itu kan sebenarnya masalah lama kan, ya. Masalah sejak Pemerintah kota siapa hingga saat ini udah siapa. Ya, ada restrukturisasi kota pasti yang digalakkan oleh tiap-tiap pemerintah. Masalahnya, pergantian Pemerintah itu, diiringi dengan revolusi pola pikir masyarakat, nggak? Kalau enggak, ya jangan harap Jakarta bisa jadi kota ya *bimsalabimabrakadabra* jadi bebas banjir, dong. Memangnya Pemerintah kota itu Tuhan yang bisa kun fayakun langsung mengubah kota metropolitan jadi 'wah' dalam satu kedipan mata?
Gengs, whatever about people judge about the flood, in fact yang harus dipertanyakan adalah--Berapa banyak warga Jakarta yang peduli dengan buang sampah pada tempatnya? Gue sering banget ngeliat orang buang sampah di kali, di bawah pohon, di bawah jembatan. Iya, buang sampahnya enak banget. Seolah-olah larangan "Dilarang buang sampah sembarangan" itu hanya berlaku di tempat-tempat tertentu saja.
Duh..duh..duh..
Kalau kelakuannya model begini, masih nyalahin Pemerintah?
Sampai hari ini, gue masih sering banget nemuin orang-orang yang nggak care sama dirinya dan lingkungannya sendiri. Maksudnya? Ya, masih banyak manusia yang menganggap bahwa buang sampah satu botol aja tuh nggak bakalan bikin Jakarta banjir. Hellaaww... Kalau semua orang berpikir demikian, ya jadilah sampah yang menggunung, saluran air tertutup, air nggak bisa mengalir dan akhirnya... Taraaaaa... Selokan dan sungai meluap daaaannn Jakarta banjir.
Salah siapa? Pemerintah?
Lha Pemerintah katanya punya program buat mengatasi banjir? Iye gue tau. Tapi kan Pemerintah itu satu orang, satu kepala dan itu ngurusin warga Jakarta yang sebegitu banyaknya. How can it works so fast? Butuh proses mamen.. Dan tentu saja butuh peran masyarakat juga untuk mewujudkan Jakarta yang bebas banjir dan nyaman huni.
Gue sih nggak bakalan nyalahin pihak Pemerintah atau masyarakat karena keduanya punya peran masing-masing yang harus disadari *seharusnya*. Tapi kalau paada akhirnya pada nggak sadar juga, just #PrayForJakarta aja, deh! Kita lihat 10-20 tahun ke depan akan jadi seperti apa kota metropolitan ini :)
Dulu, zaman gue masih SD, gue diajari tentang KPDL kalau "buang sampah itu pada tempatnya", alias jangan suka sembarangan masukin sampah ke kali dan membuat kotor kali. Gini deh, daripada nyalah-nyalahin, yuk, mulai dari diri sendiri aja. JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Noh, belajar juga recycle sampah, kan bisa jadi barang bermanfaat, toh?
Regards,
Anak Rantau
0 Comments
Halo!
Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^