Jadi Anak Muda Cerdas dengan Mengamalkan Empat Pilar Kenegaraan
Anak muda zaman sekarang itu rentan dengan media, ya.
Agaknya kalimat pembuka ini cukup menimbulkan banyak pertanyaan, ya. Rentan seperti apa? Rentan yang bagaimana? Pemikiran tak berarah ini kemudian mulai terarah berkat acara "Ngobrol Bareng MPR/RI Bersama Netizen." di Hotel Grandhika Semarang beberapa waktu lalu.
Bersama puluhan bloger lain, kami para bloger diajak untuk kembali mengenal pilar-pilar kenegaraan yang sempat terlupakan. Apalagi, sebagai generasi muda, aku merasa banget bahwa pilar-pilar kenegaraan mulai terlupakan dan tergerus zaman.
Hidup di zaman yang katanya banyak millenial yang mau praktisnya doang ini memang jadi ujian. Apalagi, generasi millenial terkenal sekali dengan kepraktisannya. Ah, aku nggak terlalu setuju sih dengan anggapan ini. Praktis tidaknya kan tidak bisa diukur dari generasi, tetapi harus dilihat juga lingkungan sekitarnya. Karakter suatu bangsa kan tidak jauh dari lingkungan sekitarnya, to? Jadi, sepertinya kok kurang fair nyalahin generasi milenial padahal kita-kita sebagai generasi yang katanya generasi lama ini nggak care sama mereka.
Hmmm, udahan ah bandingin generasinya. Jadi, ceritanya kemarin ini semacam komunitas bloger lintas generasi diundang MPR RI untuk diskusi bersama tentang mental bangsa saat ini. Dan memang, banyaknya demo, pemberontakan, berita hoax yang menyebar di mana mana tanpa kurasi yang tepat itu buah dari kurangnya pengamalan empat pilar kenegaraan. Memangnya, apa saja sih pilar-pilar tersebut?
Pancasila adalah dasar negara yang seringkali terlupa. Pancasila, alias 5 sila yang telah dirumuskan oleh para pendahulu kita kian lama menjadi kontroversial karena isu agama yang katanya melupakan sila pertama sebagai salah satu landasannya. Hm, rasa-rasanya ini perlu sekali untuk digali lebih dalam lagi. Ketika satu dari lima sila dilupakan, apalah arti pancasila bagi Negara Indonesia.
Memang adanya sila kedua, ketiga, keempat dan kelima adalah bagian dari kesatuan utuhnya NKRI. Tapi sebentar, Indonesia itu kan dihuni oleh bermacam-macam agama, sudah seharusnya kita sebagai warga negara mau peduli dengan keberagaman itu. Islam, Katholik, Kristen, Hindu, dan Budha ya semuanya tetap saja satu, kan? Perpecahan? Duh, jangan sampai, deh.
Kalau yang satu ini kayaknya masih pada inget, deh. Eh, iya, nggak? Kalau aku sih sama Bhinneka Tunggal Ika ingeeeettt banget. Inget banget dulu pas jaman ada pelajaran PPKN di SD diajarin ini. Diajarin bahwa sejatinya Indonesia itu emang beragam banget, mulai dari sukunya, agamanya, bahasanya, pulaunya dan masiiiihhh banyak lagi. Waaahhh, jadi pengen eksplor satu persatu kan kalo kayak gini ceritanya hahahaha.
Apalagi Indonesia itu kan dari Sabang sampai Merauke kan, ya. Jadi rasanya kalau masih belum ke mana-mana itu kok ya sayang banget hahahaha. Tapi ya itu deh, miris kalau lihat ada pertikaian di bangsa sendiri. Entah karena masalah ras, suku, agama apapun itu. Semoga deh, semangat Bhinneka Tunggal Ika bangsa Indonesia masih membara sampai kapanpun.
Ngaku ngaku ngakuuuu siapa yang hafal UUD 1945? Aku apal looohh....... Tapi dulu zaman masih sekolah hehehe. Sekarang lupa-lupa inget alias inget tapi agak-agak lupa. Hahahaha. Soalnya memang soal kenegaraan itu harus banget dipupuk sih ya, jadi kalau misalkan nggak ada semacam seminar, kegiatan sejarah atau apapun yang berhubungan dengan kenegaraan sedikit sulit mengingat semuanya.
Coba deh, sebagai generasi muda yang bisa diharapkan bisa membuat bangga Indonesia, kita ini buka-buka lagi lah UUD 1945 yang selama ini terlupa atau tersimpan rapi di rak buku. Eh, apa sudah dibuang jangan-jangan? Deuh, semoga enggak, ya. Minimal, semoga apa yang tertulis di UUD nggak cuma dibaca atau dihafal saja, melainkan juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hidup di zaman yang katanya banyak millenial yang mau praktisnya doang ini memang jadi ujian. Apalagi, generasi millenial terkenal sekali dengan kepraktisannya. Ah, aku nggak terlalu setuju sih dengan anggapan ini. Praktis tidaknya kan tidak bisa diukur dari generasi, tetapi harus dilihat juga lingkungan sekitarnya. Karakter suatu bangsa kan tidak jauh dari lingkungan sekitarnya, to? Jadi, sepertinya kok kurang fair nyalahin generasi milenial padahal kita-kita sebagai generasi yang katanya generasi lama ini nggak care sama mereka.
Hmmm, udahan ah bandingin generasinya. Jadi, ceritanya kemarin ini semacam komunitas bloger lintas generasi diundang MPR RI untuk diskusi bersama tentang mental bangsa saat ini. Dan memang, banyaknya demo, pemberontakan, berita hoax yang menyebar di mana mana tanpa kurasi yang tepat itu buah dari kurangnya pengamalan empat pilar kenegaraan. Memangnya, apa saja sih pilar-pilar tersebut?
Pancasila
Pancasila adalah dasar negara yang seringkali terlupa. Pancasila, alias 5 sila yang telah dirumuskan oleh para pendahulu kita kian lama menjadi kontroversial karena isu agama yang katanya melupakan sila pertama sebagai salah satu landasannya. Hm, rasa-rasanya ini perlu sekali untuk digali lebih dalam lagi. Ketika satu dari lima sila dilupakan, apalah arti pancasila bagi Negara Indonesia.
Memang adanya sila kedua, ketiga, keempat dan kelima adalah bagian dari kesatuan utuhnya NKRI. Tapi sebentar, Indonesia itu kan dihuni oleh bermacam-macam agama, sudah seharusnya kita sebagai warga negara mau peduli dengan keberagaman itu. Islam, Katholik, Kristen, Hindu, dan Budha ya semuanya tetap saja satu, kan? Perpecahan? Duh, jangan sampai, deh.
Bhinneka Tunggal Ika
Meski berbeda-beda, namun tetap satu jua
Kalau yang satu ini kayaknya masih pada inget, deh. Eh, iya, nggak? Kalau aku sih sama Bhinneka Tunggal Ika ingeeeettt banget. Inget banget dulu pas jaman ada pelajaran PPKN di SD diajarin ini. Diajarin bahwa sejatinya Indonesia itu emang beragam banget, mulai dari sukunya, agamanya, bahasanya, pulaunya dan masiiiihhh banyak lagi. Waaahhh, jadi pengen eksplor satu persatu kan kalo kayak gini ceritanya hahahaha.
Apalagi Indonesia itu kan dari Sabang sampai Merauke kan, ya. Jadi rasanya kalau masih belum ke mana-mana itu kok ya sayang banget hahahaha. Tapi ya itu deh, miris kalau lihat ada pertikaian di bangsa sendiri. Entah karena masalah ras, suku, agama apapun itu. Semoga deh, semangat Bhinneka Tunggal Ika bangsa Indonesia masih membara sampai kapanpun.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Ngaku ngaku ngakuuuu siapa yang hafal UUD 1945? Aku apal looohh....... Tapi dulu zaman masih sekolah hehehe. Sekarang lupa-lupa inget alias inget tapi agak-agak lupa. Hahahaha. Soalnya memang soal kenegaraan itu harus banget dipupuk sih ya, jadi kalau misalkan nggak ada semacam seminar, kegiatan sejarah atau apapun yang berhubungan dengan kenegaraan sedikit sulit mengingat semuanya.
Coba deh, sebagai generasi muda yang bisa diharapkan bisa membuat bangga Indonesia, kita ini buka-buka lagi lah UUD 1945 yang selama ini terlupa atau tersimpan rapi di rak buku. Eh, apa sudah dibuang jangan-jangan? Deuh, semoga enggak, ya. Minimal, semoga apa yang tertulis di UUD nggak cuma dibaca atau dihafal saja, melainkan juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ini nih yang juga nggak boleh ketinggalan, N.K.R.I alias Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yes, sebagai warga negara Indonesia kita harus paham betul bahwa kita ini bagian dari NKRI. Bagian dari negara kesatuan yang ngga cuma terdiri dari satu dua pulau aja, melainkan terdiri dari gugusan kepulauan yang punya ciri khas masing-masing. Jangan karena kita hidup di Jawa, lantas yang Kalimantan jadi harus ikut kita atau sebaliknya.
Indonesia itu satu. Ibaratnya, kalau Sumatera sampai terkena bencana, ya Jawa harus bisa berempati merasakan dukanya dan saling bahu membahu untuk membuat Sumatera menjadi seperti sedia kala dan begitu berlaku pada pulau-pulau lain. Nah, berarti mulai dari diri kita sendiri kita harus belajar mencintai negara kita, yaitu Indonesia.
Kita ini kan hidup di zaman yang rentan akan provokasi kan, guys. Jadi, kalau kitanya nggak bijak, ya susah. Kalau kitanya nggak bisa filter diri dari hoax, ya susah. Yes, nggak segampang itu filter diri dari informasi penuh hoax di zaman yang bahkan internet sudah bisa diakses di manapun. Tetapi jangan khawatir, sejatinya tameng terbaik itu ilmu pengetahuan. Kalau kita mau aware, pasti deh kitanya tetep aman dari informasi yang serba hoax.
Salam,
Indonesia itu satu. Ibaratnya, kalau Sumatera sampai terkena bencana, ya Jawa harus bisa berempati merasakan dukanya dan saling bahu membahu untuk membuat Sumatera menjadi seperti sedia kala dan begitu berlaku pada pulau-pulau lain. Nah, berarti mulai dari diri kita sendiri kita harus belajar mencintai negara kita, yaitu Indonesia.
Kita ini kan hidup di zaman yang rentan akan provokasi kan, guys. Jadi, kalau kitanya nggak bijak, ya susah. Kalau kitanya nggak bisa filter diri dari hoax, ya susah. Yes, nggak segampang itu filter diri dari informasi penuh hoax di zaman yang bahkan internet sudah bisa diakses di manapun. Tetapi jangan khawatir, sejatinya tameng terbaik itu ilmu pengetahuan. Kalau kita mau aware, pasti deh kitanya tetep aman dari informasi yang serba hoax.
Salam,
14 Comments
Kegiatan2 seperti ini harus diperbanyak. Bila perlu hingga ke daerah2 pelosok. Salam
BalasHapusBetul, karena banyak daerah yang belum terjangkau oleh pemerintah. Semoga ada pihak yang bisa membantu sosialisasi hingga ke daerah pelosok Indonesia ya, kak :)
HapusMending nyebarin yang positif aja ya jangan negatif karena positif narik positif begitupun sebaliknya
BalasHapusbetul mba vita, anak jaman sekarang harus punya tameng supaya tetap positif
HapusSetuju
BalasHapustosss
HapusBerusaha menyikapi dan menggunakan media dengan positif ya :)
BalasHapusiya mba farida, tepat sekali :)
HapusBijak-bijak menggunakan jari2 kita. Sebarkan hal-hal positive saja.
BalasHapusbetul mba ika, sekarang sudah semakin was was :")
HapusBerbagi hal positif lebih bagus dan bermanfaat daripada nyebarin berita hoax ya
BalasHapusiya mba, orang lebih gampang kemakan hoax soalnya :(
HapusYes! Be aware sama hoax ya.. karena persebarannya lebih cepat dari pada virus, untuk menangkalnya kita harus tahan agar tidak share sembarang berita sebelum memastikan kebenarannya. :)
BalasHapusSalam kenal mbak Septi, kmrn ktmu tp ga smpt ngbrol banyak yaa :( sayang sekali
betul, kalau diri kita sendiri nggak bisa menangkal hoax, pasti akan susah bantuin filter konten teman2 yang lain mbaa
HapusHalo!
Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^