Bertandang ke Leuser Dari Balik Layar Kaca
"Jaga Diri Agar Bisa Jaga Hutan"
Taglne yang tertulis pada stiker hand sanitizer bingkisan dari hutan itu indonesia menohok saya. Saya tersenyum, "benar juga, ya.." Batin saya. Setiap individu punya kewajiban untuk menjaga dirinya sendiri sebelum pada akhirnya berkontribusi untuk lingkungan dan manusia yang lainnya. Termasuk untuk bisa ambil bagian dalam penjagaan hutan, perlu bagi diri kita untuk bisa menjaga diri sendiri agar tetap sehat, sehingga bisa ambil peran untuk menyelamatkan hutan.
Saya terkekeh ketika menerima paket dari hutan itu Indonesia. Masker, hand sanitizer, tote bag dan teh herbal. Agaknya memang kondisi pandemi ini memaksa kita untuk akhirnya melihat kembali diri kita sendiri dan menjaga imun tubuh sebelum akhirnya ikut terjun ke dalam aktivitas di luar yang tentu akan melibatkan fisik dan pikiran yang pastinya akan membutuhkan imunitas pula.
Namun, isi hampers dari hutan itu indonesia seakan ingin mengingatkan kami kembali bahwa alam itu ada dan perlu ditilik lagi keadaannya. Apakah alam benar-benar baik-baik saja jikalau kita terus-terusan melakukan eksploitasi terhadapnya?
Untuk Kali Pertama Setelah Sekian Lama
Masa-masa dimana harus stay di rumah saja adalah masa-masa yang membuat hati dan pikiran saya meronta-ronta ingin berkelana. Tapi harus sabar dulu karena kondisinya belum memungkinkan untuk saat ini.
Untuk kali pertama setelah sekian lama berjalan keliling gunung dan pantai untuk menikmati alam Indonesia dengan segala kekayaannya harus rela terhenti karena corona. Beruntung, kemarin Selasa (4 Oktober 2020) saya dan teman-teman blogger diajak untuk jalan-jalan virtual ke Leuser. Oleh hutan itu indonesia dan blogger perempuan, kami diajak untuk online gathering bersama Irham Hudaya dari Forum Konservasi Leuser dan Satya Winnie si travel blogger yang luar biasa menyenangkan sekali konten jalan-jalannya untuk disimak bersama. Daaan dipandu juga oleh Rian Ibram sebagai MC.
Sebelum acara dimulai, sebagai bentuk penghormatan terhadap Indonesia, kami bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Tapi menariknya, lagu kebangsaan Indonesia Raya ini diputar dalam versi tiga stanza. Meskipun bait-baitnya kurang familier di telinga saya, tapi gambar pemandangan alam Indonesia yang sangat indah membuat suasana menjadi semakin magis. Merinding euy! Indonesia dengan kekayaan alamnya ternyata teramat sangat luar biasa.
Lebih terasa lagi ketika di akhir lagu, tertulis amanat untuk kami semua bahwa sebagai warga negara kita semua diminta untuk menjaga kekayaan alam Indonesia, tidak hanya tanah, tetapi seluruh tanah, laut dan pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke. Geeerrr banget ah pokoknya. Makin merinding. Jadi kangen masa-masa upacara dan hampir setiap Senin selalu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Jalan-jalan ke Taman Nasional Leuser
Tentang Adopsi Hutan dari Hutan Itu Indonesia
Crita dibuka dari Hutan Air Tanam Jambi. Tentang hutan yang membuka pikiran kami untuk lebih aware tentang keberadaaan hutan dan segala hal yang mengancam hutan dengan lebih paham tentang adopsi hutan atau hutan asuh. Karena vitalnya fungsi dan peran hutan untuk saya yang tinggal di kota tidak terlekannan. Sebut saja, sumber listrik yang ada di desa sendiri berasal dari mikrohidro yang mengandalkan aliran sungai yang bisa diibaratkan sebagai sebuah rantai. Kebayang kan kalau rantai ini tidak ada hutan di dalamnya? Tentu saja rantai ini akan putus.
Sungguh berbeda dengan keterbatasan ilmu pengetahuan saya yang hanya tahu bahwa listrik berasal dari PLN saja. Padahal, tanpa adaya hutan artinya tidak ada pasokan listrik dan artinyaaa kehidupan manusia tidak akan bisa berjalan, bukan?
"Air dari hutan,Tidak ada hutan berarti tidak ada air,Tidak ada air berarti tidak ada sungai,Tidak ada sungai berarti tidak ada listrik,Tidak ada listrik berarti tidak ada kehidupan."
Semoga semakin ke sini semakin banyak yang sadar bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa hutan. Btw, kita juga bisa ikut berkontribusi untuk hutan asuh seperti yang telah dilakukan di masyarakat Air tanam, lho. Ikut serta dalam adopsi hutan atau pohon asuh ini sama saja kita ikut menjaga hutan dan pohon di dalamnya agar tetap tegak dan terjaga fungsi ekologisnya untuk menyimpan air. Kalau air tersedia, tentunya masyarakat akan lebih sejahtera. Selain itu, untuk menjaga kekayaan hutan tagar tetap terjaga untuk generasi masa mendatang.
Bisa ikutan donasi adopsi hutan di sini, ya:
8 Comments
Jaga diri agar bisa jaga hutan, bener banget itu Mbak. Merawat hutan berarti merawat kehidupan kita sendiri. Aku juga mupeng pas nonton presentasi Winni ke Ketambe. Kayak bikin ngiler makan kuliner khas dan merasakan sejuknya air di hutan.
BalasHapusbetul sekali, mas rudi. Tiap liat satya jalan-jalan dan share perjalannya di instagram tuh jadi ikut mupeng pengen main juga yah hahaha
Hapussama mbak, aku pun dah pengen banget jalan2, gendong ransel, naik kereta api, dll. Tapi kudu sabar dulu karena kasus pandemi masih tinggi, huhu
BalasHapusku juga sneeng banget diajak jalan2 virtual sama kak Irham dan Kak Satya. semoga ya suatu saat kita bisa main ke sana :)
Super duper kangen ya, mba. Semoga pandemi segera berlalu dan kita semua bisa kembali ke hutan tanpa rasa was-was berlebihan ya mba :)
HapusAh betul sekali. Jaga diri agar bisa jaga hutan. Kalau kita sehat, kita akan lebih kuat menjaga hutan dari kerusakan.
BalasHapusTepat sekali, mba. Kalau diri sendiri sehat, pasti akan mudah melakukan banyak hal untuk bisa jaga hutan. sehat selalu ya mba :)
HapusWah, harus lebih banyak menulis pesan positif ya di blog tentang hutan ya Septi..
BalasHapusiya, mba dew. sebagai salah satu cara kita untuk jaga hutan dengan kampanye lewat blog :)
HapusHalo!
Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^