From Waste to Taste: Bijak Kelola Sampah Dari Rumah
Sadar nggak sadar, selama kita hidup kita berdampingan dengan sampah. Bahkan, mulai dari bangun tidur pun kita sudah dekat sekali dengan sampah. Ya, sampah rumah tangga yang ada dari dapur rumah kita rasanya tidak ada habis-habisnya.
Kemasan shampoo, sabun, sikat gigi, sabun cuci, bahkan plastik sayur terlihat menumpuk memenuhi kotak sampah di rumah. Kalau di list lebih jauh lagi, entah berapa ratus jenis produk kemasan yang kita beli dan menyisakan tumpukan sampah yang entah harus menunggu berapa tahu terurai.
Sedih...
Rasanya miris sekali membaca begitu banyak berita yang menceritakan tentang betapa menyedihkannya kondisi sampah di Indonesia. Lebih-lebih, pelaku menumpuknya sampah di Indonesia melibatkan seluruh lapisan masyarakat mulai dari sampah rumah tangga, sampah kantor dan perusahaan, sampah industri dan berbagai sektor lainnya yang seolah tidak memberikan celah bagi para tukang bersih-bersih sampah untuk bernapas lega saat mengangkut sampah setiap hari.
Belum lagi, tumpukan sampah organik dan anorganik yang tengah bercampur dan sudah tak lagi bisa dipisahkan. Karena konon meskipun sampah tersebut organik, jika sudah terlanjur tercampur dengan sampah anorganik justru bisa menjadikan sampah tersebut berubah menjadi sampah dengan kandungan gas metana yang membuat bumi yang kita tempati menjadi semakin panas.
Yang lebih menyedihkan, sampah yang berlebihan menumpuk bisa mengakibatkan banyak hal, seperti polusi laut, polusi tanah dan polusi udara. Alih-alih marah, aku justru kecewa dan sedih terhadap diriku sendiri yang hingga saat ini tak bisa banyak berkontribusi untuk ibu bumi yang selalu baik terhadapku dan keluargaku. Bagaimana tidak? Masih sulit rasanya untuk tidak jajan di luar dengan kemasan sekali pakai yang justru menambah tumpukan-tumpukan sampah menjadi menggunung. Belum lagi, sampah sisa masak yang tak kubereskan dan kupisahkan antara organik dan anorganik karena alasan klasik manusia kebanyakan. Ya, aku seperti tak sempat. Padahal, kalau menyempatkan, aku rasa aku bisa saja memisahkannya. Tapi itu semua hanya alasanku saja, bukan? Maafkan aku, Ibu Bumi.
Mengenal Polusi Akibat Sampah
Polusi Laut
Sampah yang terbawa hingga ke lautan bisa membahayakan binatang yang hidup disana. Hewan tidak memiliki alat gerak dan akal seperti manusia sehingga jika terjebak, ia tidak akan bisa melepaskan diri. Banyak hewan yang lehernya terjerat kantong plastic atau tali dan tak bisa melepaskan dirinya.
Polusi Udara
Pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin menghasilkan banyak karbon dioksida. Penggunaan pendingin menghasilkan gas CFC, dan tumpukan sampah menghasilkan gas metana. Ketiga gas tersebut termasuk dalam gas rumah kaca. Gas tersebut membentuk lapisan di atmosfer bagaikan rumah kaca, memerangkap panas dan memantul kannya sehingga merusak lapisan ozon.
Polusi Tanah
Sampah di TPU/TPA akan terus menumpuk dan mencemari tanah sekitarnya. Sampah ini akan mengeluarkan zat berbahaya yang membuat tidak ada tumbuhan dapat tumbuh disekitarnya. Daerah dengan sampah yang menumpuk cendurung kotor, gersang, dan menjadi sumber penyakit.
Selain itu, sampah yang menumpuk juga memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia. Pada sampah yang menumpuk dan membusuk, terdapat banyak penyakit dari bakteri dan virus seperti diare, tifus, disentri, jamur, kolera, dan berbagai macam penyakit kulit. Naudzubillah min dzalik, ngeri banget, ya :"
Setahun Terakhir yang Mengubah Hidup Keluarga Kami
Di tengah-tengah kegalauan tentang sampah terutama sampah rumah tangga kami yang menggunung, setahun terakhir kami menemukan ada begitu banyak manusia yang cinta dengan lingkungan alih-alih tak acuh dengan kondisi bumi yang kian memburuk. Sebut saja @mamariberkebun, @kebunkumara, @tumbuh.garden, @ayo.nandur, @diandariskia, @pekarangan.rinati, @021suarasampah, @kebun.nyempil, @sitapujianto dan masih banyak lagi akun-akun menginspirasi lainnya.
Mereka mengajarkan kami step by step dan istilah-istilah berkebun yang sangat awam bagi kami hingga akhirnya kami membuat kebun kami sendiri yang kami beri nama @kebunkhaula (Khaula adalah nama anak kami). Mereka menunjukkan kepada kami betapa menyenangkannya berkebun dan makan dari hasil kebun sendiri. Jika kita semua bisa swasembada pangan dari kebun sendiri, tentu bisa mengurangi jejak karbon secara signifikan, sehingga sedikit banyak bumi kita akan tertolong dan tidak cepat rusak.
Belum lagi, berkebun menjadikan kita semua menjadi bisa lebih bersyukur atas apa yang kita punya dari rumah. Meski sederhana, makan dari panenan hasil kebun membuat kita semua menjadi manusia yang pandai dan kreatif.
Mereka juga tak sungkan untuk memisahkan sampah rumah tangga mereka agar bisa terurai dengan baik hingga bisa digunakan kembali untuk bisa masuk ke dapur. Betul, dari mereka-mereka inilah aku dan suamiku belajar bahwa apa-apa yang ada di dapur bisa kembali ke dapur tanpa harus menyisakan sampah dan membuang mereka. Lebih-lebih lagi, mereka mengajarkan kami bagaimana cara mengolah bahan-bahan yang ada di dapur untuk bisa dimaksimalkan sebelum akhirnya masuk ke tong kompos dan dibuang secara percuma begitu saja.
Beberapa hal penting yang kami pelajari dari mereka antara lain adalah kebiasaan baik mengompos, swasembada pangan melalui berkebun, memperpanjang umur sampah sebelum masuk ke TPA, hingga istilah garden to table untuk mengurangi jejak karbon agar tidak membebani Ibu Bumi.
Melalui juga mengajari kami hal awam seperti cara mengolah kulit nanas menjadi tepache, kulit wortel menjadi keripik, kulit bawang menjadi kaldu atau menjadi pembasmi hami alami di kebun, kulit telur menjadi pupuk, air rendaman kulit pisang menjadi fertilizer yang bermanfaat, kulit bawang untuk pembasmi hama dan pupuk alami kebun, kulit buah untuk eco enzyme yang kaya manfaat hingga pengolahan sisa makanan lain yang sangat bermanfaat untuk kami. Jadilah sampah-sampah di dapur kami bisa melalui proses pemaksimalan usia sampah sebelum pada akhirnya berakhir di bak kompos atau masuk ke tempat daur ulang (untuk sampah anorganik).
Kemana Sampah Plastik atau Anorganik dari Dapur Rumah Tangga Kami?
Tidak bisa dipungkiri, kebiasaan jajan di luar yang belum bisa kami stop membuat kami mau tidak mau masih menjadi kontributor sampah tetap kepada Ibu Bumi. Meski malu untuk mengakuinya, tapi benar memang seperti itu faktanya. Namun, sebagai bentuk tanggung jawab dari kami, kami tidak serta merta membuang sampah yang tidak bisa kami daur ulang dengan masuk ke bak kompos. Melainkan, kami mengumpulkan sampah kami untuk pada akhirnya kami sumbangkan ke salah satu komunitas peduli sampah lingkungan di Kudus, kota tinggal kami yakni ke komunitas Kresek Kudus.
Saya bersyukur mengenal komunitas peduli sampah dan lingkungan, seperti kresek kudus, sampah muda Semarang yang kini resmi bergabung dengan waste4change ada di hidup saya. Karena melalaui merekalah, sampah dari orang-orang seperti kami yang sepenuhnya belum bisa bertanggung jawab atas sampah sekali pakai, sampah plastik, sampah anorganik lainnya bisa terolah dengan baik, melalui program recycle yang mereka kelola. Dan tentu saja hal ini membuat Ibu Bumi lebih terawat dan terjaga kelestariannya hingga bisa dinikmati oleh anak cucu kita nanti tanpa worry.
Meskipun demikian, kita nggak boleh bergantung sama mereka dan malah memproduksi sampah lebih banyak lagi, ya. Karena bagaimanapun sampah kita adalah tanggung jawab kita.
Mengenal Komunitas Waste4Change Lebih Dekat
Waste4Change adalah kewirausahaan sosial yang memberikan solusi terhadap permasalahan sampah, dengan prinsip perubahan perilaku dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dengan misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab atas sampahnya. Empat inti usaha Waste4Change antara lain consult, campaign, collect, dan create.
Mereka memiliki program yang disiapkan untuk perusahaan dan individu. Tapi, karena di sini aku beritndak sebagai individu, maka aku akan bahas dari program individunya saja, ya. Jadi, 2 program keren untuk skala individu, yakni program Recycle With Us yaitu untuk memudahkan kita melakukan daur ulang sampah anorganik secara bertangung jawab agar tidak berakhir di TPA atau laut begitu saja. Beberapa program daur ulang aku coba rangkum dalam infografis sederhana di bawah ini dari webnya waster4change langsung, ya!
Program kedua, yakni Personal Waste Management adalah layanan pengangkutan sampah anorganik langsung dari rumah klien. Jadi, untuk teman-teman yang memiliki sampah anorganik kertas (HVS, Karton, Kardus) dan non-kertas (plastik, kaca, logam, sachet, karet dan tekstil) bisa menghubungi Waste4Change untuk bisa diangkut sampahnya. Teman-teman juga bisa memilih sendiri layanan pengangkutan sampah Personal Waste Management yang ingin dipilih. Mereka menyediakan paket 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Pun teman-teman bisa mengatur jadwal pengangkutan sampah sendiri, apakah 1 atau 2 minggu sekali.
Dengan ikut program Personal Waste Management, teman-teman akan mendapatkan pengangkutan sampah setiap minggu dalam kondisi terpilah, 2 recycled trash bag, laporan timbulan sampah yang dihasilkan, dan panduan tata cara pemilahan sampah.
Nah, biaya yang teman-teman bayarkan nanti akan digunakan waste4change untuk meningkatkan kesejahteraan mitra pengelola sampah mereka. Jadi tenang, untungnya bukan semata-mata buat Waste4Change, kok. Lagian, ini semua demi Ibu Bumi, bukan?
- 100% pemilihan sampah anorganik
- mengurangi timbulan sampah yang berakhir di TPA
- meningkatkan tingkat daur ulang sampah
- memperpanjang usia hidup material melalui daur ulang
- meningkatkan kesejahteraan operator sampah.
16 Comments
Wah, mantap! Semoga selalu semangat daur ulang ibook khaula! Keren banget, menginspirasi ibook ibook lainnya ini! :D
BalasHapusDoakan supaya kami bisa istiqomah terus ya buuuukkk hihi
HapusHaaa baru tau tentang waste4change campaignya keren-keren banget! Aku tiap buang sampah sekali pakai juga ngerasa bersalah banget huhu makasih banget infonya mbaaa😍
BalasHapusIyaaa super keren banget mereka, kalau mau gabung bisa langsung ke website mereka yah!
HapusGue juga concern banget sama masalah sampah ini sih. Cuma prakteknya yang masih syulit ya. Karena ujungnya pas kita buang sampah ke luar rumah tetep aja dijadiin satu. Emang kalo bisa ya kita juga ikut mengolah sampah jadi sesuatu yang lebih bermanfaat gitu
BalasHapusTeori emang selalu lebih gampang ya dari praktek. Tapi gimanapun, sesedikit apapun coba untuk berkontribusi lebih ya untuk bumi. Semangat!
Hapusmiris sekali melihat bumi kini, tapi saya sendiri sering on off rajin untuk pilah pilah, dan composting jugaa nah 'EASY GROW COMPOST BAG' dari W4C inceran sekali, biar bikin semangat gitu hehe ibuk septi menginsipirasi sekaliiii, semoga istiqamah buk :) doakan semoga bisa on-the-track dari langkah kecil agar sisa konsumsi tidak mubazir dan terpilah :)
BalasHapusAaak terima kasih doanya. Jadi malu karna masih sering males untuk pilah pilih sampah karena alesan capek, ribet dll :"
HapusSedih yaaa lihat binatang laut yang terperangkap sama sampah, khususnya sampah plastik. Malahan banyak yang mati karena mereka kira sampah itu adalah makanannya. Kita memang harus bijak banget sama pengolahan sampah. Terutama sampah rumah tangga yang setiap hari sebisa mungkin harus kita olah.
BalasHapusTapi lw keren ya sept, udah peduli banget sama sampah da bisa memanfaatkannya.. salut liat emak-emak yang aware sama sampah.. semangatttt
ya Allah, iya ya mba aku udah emak-emak :"
Hapusdoain ya mba istiqomaaahhh hehehe
Selalu suka sama campaignnya Mba❤ bener bangeet mba, paling mudah dimulai dari sampah dapur yang bisa diolah jadi pupuk��❤ aku sampe sekarang selalu pake pupuk sampah dapur dan tanamannya malah tumbuh subur bangeeet daunnya juga seger-seger. Ditunggu campaign-campaign yang lain yaa mba��
BalasHapusWaaahh tante hebat, semoga tanamannya di kebun juga semakin subur yaaa tanteee :)
HapusTetap semangat buk, semoga kita semua trus komitmen berusaha menghindari sampah plastik.. biar bumi kita gak menangis
BalasHapussemangaat, biar anak cucu bisa tetep menikmati udara segarrr
HapusLuar biasa, ditengah kesibukan ngurus anak, mamak masih bisa menyempatkan waktu utk berkebun sembari memanfaatkan sampah rumah tangga buat mengurangi polusi akibat sampah. Semoga gue bisa ketularan rajinnya buat menyortir sampah yg ada di rumah supaya ga menambah polusi lingkungan akibat sampah 😁
BalasHapusbiar tetep waras di tengah gempuran tangisan anak bun wkwkw
HapusHalo!
Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^